- Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat
penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah
direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan
serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Menurut Eggen dan
Kauchak dalam Wardhani(2005), model pembelajaran adalah pedoman berupa program
atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu
pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan guru adalah model pembelajaran kooperatif.
Apakah model pembelajaran kooperatif itu? Model
pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok
mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan
jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda
serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif
mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut
Nur (2000), semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas,
struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan
struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur
tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain.
Kelompok yang dimaksud bukanlah
semata-mata sekumpulan orang tetapi di dalam kelompok tersebut harus terdapat
interaksi, mempunyai tujuan, berstruktur dan groupness (Suprijono, 2009:
57). Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok.
Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan
pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson
(Suprijono, 2009:58) mengemukakan bahwa ada lima unsur dalam model pembelajaran
kooperatif yang harus diterapkan yaitu:
- Positive interdependence ( saling ketergantungan positif )
- Personal responsibility ( tanggungjawab perseorangan )
- Face to face promotive interaction ( interaksi promotif )
- Interpersonal skill ( komunikasi antar anggota )
- Group processing ( pemrosesan kelompok )
Pembelajarn kooperatif ini merupakan model
pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan
para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin (Sanjaya, 2008:242 ) mengemukakan
dua alasan, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus
dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima
kekurangan diri oranglain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua,
pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar
berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan
bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini
,memiliki kelemahan.
Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif
adalah :
- Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar
- Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang dan rendah.
- Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda.
- Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu (Ibrahim. dkk, 2000 : 6).
Ada beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi
siswa dengan prestasi belajar yang rendah, yaitu:
- Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas
- Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
- Memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah
- Memperbaiki kehadiran
- Angka putus sekolah menjadi rendah
- Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar
- Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
- Konflik antar pribadi berkurang
- Sikap apatis berkurang
- Pemahaman yang lebih mendalam
- Motivasi lebih besar
- Hasil belajar lebih tinggi
- Retensi lebih lama
- Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran
kooperatif sebagai berikut:
- Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakandalam kelompoknya.
- Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggotakelompok mempunyai tujuan yang sama.
- Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
- Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
- Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
- Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
- B. SINTAK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Tabel 1 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif
FASE – FASE
|
PERILAKU GURU
|
Fase 1 : present goals and set
Menyampaikan tujuan dan memper siapkan peserta didik
|
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan
peserta didik siap belajar.
|
Fase 2 : present information
Menyajikan informasi
|
Mempresentasikan informasi kepada paserta didik
secara verbal.
|
Fase 3 : organize students into learning teams
Mengorganisir peserta didik ke dalam tim – tim
belajar
|
Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang
tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi
yang efisien.
|
Fase 4 : assist team work and study
Membantu kerja tim dan belajar
|
Membantu tim- tim belajar selama peserta didik
mengerjakan tugasnya.
|
Fase 5 : test on the materials
Mengevaluasi
|
Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai
materi pembelajaran atau kelompok- kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
|
Fase 6 : provide recognition
Memberikan pengakuan atau penghargaan
|
Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi
individu maupun kelompok.
|
Adapun prosedur pembelajaran koooperatif pada
prinsipnya terdiri atas empat tahap ( Sanjaya, 2006: 248 ), yaitu :
- Penjelasan materi
Tahap penjelasan materi diartikan sebagai proses
penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok.
Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi
pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang pelajran yang
harus dikuasai dan selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam kelompok
(tim).
- Belajar dalam kelompok
Setelah guru memberikan gambaran umum tentang
pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar dalm
kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya.
- Penilaian
Penilaian dalm pembelajran kooperatif dapat dilakukan
dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan secara individual maupun
kelompok.
- Pengakuan tim
Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap
menonjol atau paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau
hadiah. Pengakuan atau penghargaan tersebut diharapakan dapat memotivasi tim
untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih
mampu meningkatkan prestasi mereka.
- C. TEKNIK – TEKNIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF
- 1. Metode STAD (Student Achievement Divisions)
STAD ( Student Team Achievment Division )
dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekan sejawatnya di Johns Hopkins
University dan merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana
dan merupakan metode yang sangat mudah diterapkan dalam pembelajaran MIPA.
Seperti dalam kebanyakan model pembelajarn kooperatif lainnya, model STAD
didasarkan pada prinsip bahwa para siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan
tanggungjawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan juga dirinya
sendiri.
Dalam model STAD kelompok terdiri atas empat sampai
lima siswa yang mewakili keseimbangan kelas dalam kemampuan akademik, jenis
kelamin, dan ras. Kelompok merupakan tampilan yang paling penting dalam STAD
dan penting pula bagi guru dalam rangka mengarahkan anggota masing-masing kelompok.
Penerapan model pembelajaran koopratif tipe STAD
merujuk pada konsep Slavin ( 2008 ) yang terdiri dari lima komponen
utama/langkah yaitu : presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual,
dan rekognisi tim. Komponen atau langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut :
- 1. Tahap Penyajian Materi / Presentasi Kelas
Kegiatan penyajian materi dalam model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pertama-tama dikenalkan dalam presentasi di kelas yang
dilakukan oleh guru dengan metode ceramah, demonstrasi atau diskusi, tetapi
juga bisa memasukkan presentasi audisional. Slavin ( 2008 : 144 ) mengungkapkan
bahwa “Perbedaan presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa
presentasi tersebut haruslah berfokus pada unit-unit STAD”. Dengan cara ini, siswa
akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selam
apresentasi kelas, karena dengan demikian akan membantu mereka mengerjakan
kuis-kuis dan skor yang menentukan skor tim mereka.
Lebih jelasnya bahwa pada tahap ini guru memulai denagn
menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan memotivasi rasa ingin tahu siswa
tentang materi yang akna dipelajari. Dilanjutkan dengan memberi apersepsi
dengan tujuan mengingatkan siswa tentang materi pra syarat yang telah
dipelajari agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajiakn dengan
pengetahuan yang telah dimiliki.
- 2. Tahap Kerja Kelompok / Tim
Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada
tiap pointnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang
terbaik untuk tim, dan tim harus melakukan yang tebaik untuk membantu tiap
anggotanya. Tim terdiri dari empat sampai lima siswa yang mewakili seluruh
bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnitas.
Fungsi utama dari ti ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar
belajar, dan lebih khusus lagi adalah mempersiapkan anggotanya untuk bisa
mengerjakan kuis dengan baik. “Dalam kelas kooperatif para siswa diharapkan
dapat saling membantu , saling mendiskusikan, dan berargumentasi untuk mengasah
pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman
siswa masing-masing” (Slavin, 2008 : 4).
Tahap kerja kelompok ini merupakan tahapan yang paling
penting dan merupakan ciri khas dari model STAD. Kerja kelompok ini memerlukan
satu atau dua jam pelajaran untuk masing-masing kelompok menuntaskan materi
yang telah diberikan. Anggota kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan LKS
yang telah disiapkan dan guru perlu memeriksa bahwa setiap anggota kelompok
dapat menjawab semua pertanyaan dalam LKS. Guru perlu memotivasi siswa dalam
kelompok untuk saling bekerja sama karena dari tahap ini siswa akan saling
mengajari dan belajar dsari temannya. Dalam tahap ini guru berperan sebagai
fasilitator dan motivator. Sehingga untuk membantu proses ini, guru bekeliling
dari satu kelompok ke kelompok yang lain sambil mengajukan pertanyaan dan
memotivasi siswa untuk menjelaskan jawabannya.
- 3. Kuis
Pada tahap ini guru menyelenggarakan tes unttuk
mengukur pengetahuan yang diperoleh siswa dalam bentuk sebuah kuis. Kuis ini
dilakukan sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan
sekitar satu atau dua periode praktik dalam tim. “Para siswa tidak
diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis, sehingga tiap siswa
bertanggungjawab secar individual untuk memahami materi” ( Slavin, 2008:144 ).
- 4. Skor Kemajuan Individual
Skor perkembangan individu diperoleh dari perbandingan
antara skor awal(pretest) sebelum diadakan pembelajaran dengan skor yang
diperoleh siswa setelah diadakanan pembelajaran model kooperatif tipe STAD
(posttest). Berdasarkan pretest siswa memiliki kesempatan yang sama untuk
memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang
diperolehnya.
Tabel
Kriteria pemberian skor perkembangan
individu
No.
|
Skor tes
|
Skor perkembangan
|
1
|
Lebih dari 10 point di bawah skor awal
|
5
|
2
|
Antara 10 sampai 1 point di bawah skor awal
|
10
|
3
|
Skor awal sampai 10 point di atas skor awal
|
20
|
4
|
Lebih dari 10 point di atas skor awal
|
30
|
5
|
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal)
|
30
|
Sumber : Slavin ( 2008: 159 )
Contoh perhitungan:
Seorang siswa dalam kelompok belajar memperoleh skor
awal (pretest) yaitu 20 skor maksimal yang harus diperoleh (misalnya skor
maksimal 30). Kemudian setelah melaksanakan posttest siswa tersebut mendapatkan
skor 25 maka nilai perkembangan yang disumbangkan siswa tersebut untuk
kelompoknya adalah 20 (karena nilai posttesr yang diperoleh adalah 5 point
diatas skor pretest).
- 5. Rekognisi Tim / Penghargaan
Salah satu hal yang membangkitkan motivasi siswa
adalah dengan memberikan sebuah penghargaan. Begitupun dalam kelompok,
penghargaan yang diberikan dapat membuat sebuah kelompok lebih kompak dan lebih
aktif lagi untuk belajar. Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk
penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu
(Slavin, 2008: 146). Adapun kriterianya dapat ditunjukkan dalam tabel di bwah
ini.
Tabel
Kriteria Tingkat Penghargaan
Kelompok
Kriteria (Rata-rata tim )
|
Predikat
|
0 ≤ x ≤ 5
|
-
|
5 ≤ x ≤ 15
|
Tim baik
|
15 ≤ x ≤ 25
|
Tim hebat
|
25 ≤ x ≤ 30
|
Tim super
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar