Kamis, 26 Desember 2013

bab II


Pada bab ini, akan peneliti kemukakan empat hal pokok yaitu kajian pustaka, landasan teori, kerangaka berpikir dan hipotesis. Kajian pustaka dimaksudkan sebagai usaha mengungkapkan perbedaan-perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, sedangkan landasan teori dikembangkan untuk memperkuat landasan kerangka berpikir guna menunjang validitas hasil penelitan ini. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, keempat hal tersebut akan diuraikan satu persatu pada bagian berikut.

2.1 Kajian Pustaka
            Kajian pustaka adalah proses umum yang kita lalui untuk mendapatkan teori tertentu. Sevilla,dkk dalam Ni Luh Putu Jayanti (2011:14), menyatakan bahwa kajian pustaka meliputi pengidentifikasian secara sistematis, penemuan, dan analisis dokumuen-dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam kajian pustaka dimuat uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan. Sehubungan dengan itu, berikut ini akan dipaparkan kajian pustaka yang masih terkait dengan penelitian ini.
            Penelitian pertama yang dilakukan oleh Ni Ketut Arniyati mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Bali tahun 2010 yang berjudul “Kemampuan Bercerita Berdasarkan Gambar Seri Siswa Kelas III Sekolah Dasar Nusa Dua Kelurahan Benoa Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten  Badung Tahun Pelajaran 2009/2010”. Penelitian yang dilakukan adalah dalam bentuk Studi Kasus dan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kemampuan bercerita berdasarkan gambar seri. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan metode tes, observasi, dan wawancara. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Dari hasil pengolahan datanya, Arniyati menyimpulkan: 1) berdasarkan presentase skor rata-rata yang diperoleh adalah 75% oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas III SD Nusa Dua, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung tahun pelajaran 2009/2010, dalam bercerita berdasarkan gambar seri tergolong baik; 2) berdasarkan hasil penyekoran pada masing-masing aspek pemilihan dan pengucapan kata-kata dalam bentuk dan urutan yang sesuai, kemampuan siswa masih kurang.
            Penelitian kedua yang sejenis dengan penelitian Arniyati adalah skripsi yang ditulis oleh Ni Kadek Ari Ernawati mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Bali tahun 2011 yang berjudul “Kemampuan Bercerita Sesuai Dengan Gambar Berseri Siswa Kelas III SD Negeri 2 Bukit, Karangasem Tahun Pelajaran 2010/2011”. Penelitian yang dilakukan adalah dalam bentuk studi kasus. Penelitian ini menganalisis tentang kemampuan bercerita sesuai dengan gambar berseri.  Penelitian tersebut menggunakan empat metode yaitu : 1) metode penentuan subjek penelitian, 2) metode pendekatan subjek penelitian, 3) metode pengumpulan data, 4) metode pengolahan data. Data yang dikumpulkan menggunakan metode observasi, metode tes, metode kuesioner, dan interview (wawancara). Dari hasil pengolahan datanya, Ernawati menyimpulkan : 1) tergolong kategori cukup dengan skor rata-rata yang diperoleh adalah 60, oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas III SD Negeri 2 Bukit, Karangasem tahun pelajaran 2010/2011, dalam bercerita berdasarkan gambar seri kurang baik ; 2) berdasarkan hasil penyekoran pada masing-masing aspek penilaian dan pengucapan kata-kata dalam bentuk urutan kalimat, kemampuan siswa masih kurang. Hal tersebut ditunjukan oleh skor rata-rata yang dicapai siswa sebesar 60 dari 25 orang siswa yang mengikuti tes, 5 siswa (20%) yang telah mencapai KKM dan 20 siswa (80%) yang belum mencapai KKM dalam bercerita sesuai dengan gambar seri.

Sabtu, 07 Desember 2013

komunikasi


Komunikasi
   Komunikasi adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah informasi baik secara lisan maupun tulisan. Namun, tidak semua orang mampu melakukan komunikasi dengan baik(efektif). Terkadang ada orang yang mampu menyampaikan semua informasi secara lisan tetapi tidak secara tulisan ataupun sebaliknya.

Unsur-unsur Komunikasi
     Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami unsur-unsur komunikasi, antara lain:
1.    Komunikator.
    Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan menggunakan   media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena merupakan awal (sumber) terjadinya suatu komunikasi.
2.    Komunikan.
    Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
3.    Media.
    Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya.
4.    Pesan.
       Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh    terhadap kesinambungan komunikasi.
5.    Tanggapan.
       Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan. Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.


Fungsi Komunikasi
      Dengan berkomunikasi dapat menjalin saling pengertian dengan orang lain karena komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya adalah:
1.     Fungsi informasi. Untuk memberitahukan sesuau (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya.
2.    Fungsi ekspresi. Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
3.    Fungsi kontrol. Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
4.    Fungsi sosial. Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.
5.    Fungsi ekonomi. Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.
6. Fungsi dakwah. Untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan perjuangan bersama.
Pedoman dalam Berkomunikasi
      Komunikasi yang baik adalah komunikasi dimana pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik tanpa menimbulkan perasaan negatif. Ada beberapa pedoman untuk menjalin komunikasi yang baik, yaitu antara lain:
1.     Berkomunikasi dengan berpedoman pada nilai-nilai agama.
2.    Setiap situasi komunikasi mempunyai keunikan.
3.    Kunci sukses komunikasi adalah umpan balik.
4.    Komunikasi bersemuka adalah bentuk komunikasi yang paling efektif.
5.    Setiap pesan komunikasi mengandung unsur informasi sekaligus emosi.
6.    Kata adalah lambang untuk mengekspresikan pikiran atau perasaan yang  terbuka untuk ditafsirkan.
7.    Semakin banyak orang yang terlibat, komunikasi semakin kompleks.
8.    Dapat terjadi gangguan dalam penyampaian pesan komunikasi.
9.    Perbedaan persepsi mengganggu keefektifan sampainya pesan.
10. Orang berkomunikasi sesuai dengan situasi komunikasi yang diharapkannya.